Bicara sosial-budaya, tidak akan terlepas dengan yang namanya bahasa. Bahasa merupakan salah satu identitas kolektif etnik, dan bisa juga tidak sekedar etnik bahkan yang lebih luas lagi cakupannya yaitu bangsa. Khususnya bangsa Indonesia bahasa merupakan identitas yang paling menonjol, karena bahasa (bahasa Indonesia) merupakan alat atau sarana pemersatu bangsa, bahasa resmi kenegaraan, juga sekaligus sebagai identitas bangsa Indonesia. Meskipun sebagai alat atau sarana pemersatu, bahasa Indonesia sifatnya fleksibel ditampakkan dengan berbagai macam dialek sebagai contoh bahasa Indonesia dialek Betawi, bahasa Indonesia dialek Sulawesi Selatan, bahasa Indonesia dialek Palembang, dan bahasa Indonesia dialek Papua. Dengan adanya berbagai dialek diberbagai daerah, maka perlu adanya sosialisasi bahasa Indonesia yang baku yaitu diantaranya menggunakan media televisi dalam siaran berita maupun yang lain dengan menggunakan bahasa yang baku.
Peran setasiun televisi bersiran nasional baik milik pemerintah yaitu TVRI maupun milik swata yaitu RCTI, SCTV, TPI, ANTV, Indosiar merupakan salah satu upaya sosialisasi atau menunjukkan ke halayak umum bahasa baku yang harus dipakai oleh masyarakat Indonesia. Teknologi canggih bernama televisi yang berbasis media satelit palapa ini muncul pada tahun 1960-an, menjadi fenomene sosial budaya baru yang begitu banyak, dan begitu luas yang dihadirkan di tengah-tengah ruang keluarga. Dalam hal ini TVRI sebagai pemain tunggal stasiun penyiar televisi milik pemerintah di Indonesia yang telah menjangkau berbagai pelosok. Baru pada tahun 1980-an mulai muncul televisi swasta RCTI, kemudian muncul lagi TPI, SCTV, Indosiar, dan lain-lain yang jangkauannya luas seperti TVRI. Pada hal misi, TVRI lebih mengedepankan pada aspek non-komersial yaitu dengan meniadakan siaran iklan atau promasi suatu barang atau yang lainnya meskipun kemudian sedik demisedikit ada iklan namun dibatasi. Iklan merupakan salah satu sumber operasional oleh stasiun-stasiun televisi, mekipun demikian oleh stasiun TVRI sumber dana iklan tidak terlalu diutamakan karena telah di danai oleh pemerintah. Pada hal-hal tertentu TVRI bisa dianggap salah satu symbol pemersatu bagi masyarakat Indonesia karena mampu menyebarkan informasi dengan bahasa bakunya ke seluruh daerah.
Fenomena bahasa berita di televisi sangat menarik sekali karena mampu meng-hegemoni sebagian masyarakat pemirsa televisi (hegemoni: kekuasaan yang dicapai melalui kesepakatan dan bukan merupakan paksaan). Hal ini di buktikan pemirsa telelevisi tidak merasa terpaksa atau melakukan sesuatu secara suka rela. Selain itu pada televisi mempunyai daya tarik sendiri, yaitu dengan adanya aspek seni membaca berita yang ditonjolkan.
Selain memiliki sifat sebagai media komunikasi sosial, bahasa ternyata bisa menjadi media integrasi sosial lewat siaran berita. Tidak itu saja, pada fenomena sekarang bahasa dalam berita juga bersifat politik.
Peran setasiun televisi bersiran nasional baik milik pemerintah yaitu TVRI maupun milik swata yaitu RCTI, SCTV, TPI, ANTV, Indosiar merupakan salah satu upaya sosialisasi atau menunjukkan ke halayak umum bahasa baku yang harus dipakai oleh masyarakat Indonesia. Teknologi canggih bernama televisi yang berbasis media satelit palapa ini muncul pada tahun 1960-an, menjadi fenomene sosial budaya baru yang begitu banyak, dan begitu luas yang dihadirkan di tengah-tengah ruang keluarga. Dalam hal ini TVRI sebagai pemain tunggal stasiun penyiar televisi milik pemerintah di Indonesia yang telah menjangkau berbagai pelosok. Baru pada tahun 1980-an mulai muncul televisi swasta RCTI, kemudian muncul lagi TPI, SCTV, Indosiar, dan lain-lain yang jangkauannya luas seperti TVRI. Pada hal misi, TVRI lebih mengedepankan pada aspek non-komersial yaitu dengan meniadakan siaran iklan atau promasi suatu barang atau yang lainnya meskipun kemudian sedik demisedikit ada iklan namun dibatasi. Iklan merupakan salah satu sumber operasional oleh stasiun-stasiun televisi, mekipun demikian oleh stasiun TVRI sumber dana iklan tidak terlalu diutamakan karena telah di danai oleh pemerintah. Pada hal-hal tertentu TVRI bisa dianggap salah satu symbol pemersatu bagi masyarakat Indonesia karena mampu menyebarkan informasi dengan bahasa bakunya ke seluruh daerah.
Fenomena bahasa berita di televisi sangat menarik sekali karena mampu meng-hegemoni sebagian masyarakat pemirsa televisi (hegemoni: kekuasaan yang dicapai melalui kesepakatan dan bukan merupakan paksaan). Hal ini di buktikan pemirsa telelevisi tidak merasa terpaksa atau melakukan sesuatu secara suka rela. Selain itu pada televisi mempunyai daya tarik sendiri, yaitu dengan adanya aspek seni membaca berita yang ditonjolkan.
Selain memiliki sifat sebagai media komunikasi sosial, bahasa ternyata bisa menjadi media integrasi sosial lewat siaran berita. Tidak itu saja, pada fenomena sekarang bahasa dalam berita juga bersifat politik.
Bahan Dan Integrasi Sosial Dalam Kajian Antropologi-Fungsional
Reviewed by Admin
on
19.6.11
Rating:
No comments:
silahkan diberi komentar